Renungan Hati Kristen Penuh Makna


Renungan 1
Jangan Pernah Lupakan Penyertaan Tuhan di didalam Hidupmu
Bacaan: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada semua perjalanan yang kaulakukan atas kemauan TUHAN, Allahmu, di padang gurun sepanjang empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang tersedia di didalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang terhadap perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, melepaskan engkau lapar dan berikan engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang terhitung tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membawa dampak engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan berasal berasal dari roti saja, tetapi manusia hidup berasal berasal dari segala yang diucapkan TUHAN."
Ulangan 8:2-3
Kehidupan yang kita jalani di dunia ini berbeda-beda supaya terhadap yang satu dengan yang lainnya punyai kehidupan yang berbeda. Dalam hidup ini, tidak selamanya kebahagiaan yang kita dapatkan. Namun tersedia kalanya perasaan sedih terhitung Tuhan ijinkan untuk datang di didalam kehidupan kita. Tawa dan tangis, perasaan sedih dan kebahagiaan, puas dan duka, khususnya kehilangan pun Tuhan ijinkan tersedia untuk mewarnai kehidupan kita.
Coba bayangkan jika semua orang di dunia ini selamanya bahagia, bagaimana ia bisa lihat kuasa Tuhan di didalam hidupnya? Ketika kehidupan seorang manusia berada di atas, kekayaan, keluarga yan baik, jabatan yang tinggi seringkali manusia menyombongkan diri dan melepaskan Tuhan. Manusia jadi percaya bisa kebolehan dirinya sendiri dan seringkali lupa jika semua yang dimiliki adalah berasal berasal dari Tuhan dan gara-gara Tuhan menyertai hidupnya. Namun, saat seorang manusia berada di bawah, kehilangan kekayaan, kehilangan pekerjaan, keluarga berantakan, khususnya untuk makan dan minum pun sulit, apa yang bisa dilaksanakan oleh manusia saat keadaannya seperti itu? Manusia jadi kecewa dan menyalahkan situasi khususnya menyalahkan Tuhan atas tiap tiap apa yang berlangsung di didalam hidupnya.
Pernah tidak kita merenungkan penyertaan Tuhan di didalam hidup kita? Jika belum, marilah kita rendahkan diri kita dan merenungkan segala kebaikan dan penyertaan Tuhan di didalam hidup kita. Jika terhadap saat ini kita berada di didalam situasi tertekan dan terpuruk, jadi telah kehilangan semua nya dan jadi ditinggalkan oleh orang yang dikasihi tetaplah ingat bisa kebaikan Tuhan dan penyertaan Tuhan. Bukankah nafas kehidupan dan kesehatan merupakan berkat berasal berasal dari Tuhan? Semua itu diijinkan berlangsung di didalam kehidupan kita gara-gara Ia idamkan lihat apakah iman kita selamanya berpegang teguh padaNya dan kita selamanya berserah kepadaNya.
Dalam Ulangan 8:6 dikatakan demikian "Oleh gara-gara itu haruslah engkau berpegang terhadap perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalur yang ditunjukkan-Nya dan dengan khawatir bisa Dia." Jika gara-gara persoalan hidup yang tengah kita alami kita malah meninggalkan Tuhan dan tidak berserah kepadaNya bagaimana Ia bisa menunjang kita?
Untuk bisa hingga ke tanah yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel harus melalui padang gurun empat puluh tahun lamanya. Namun sepanjang empat puluh tahun itu, Tuhan tak dulu sedetik pun meninggalkan mereka. Pada siang hari Tuhan memelihara mereka dengan tiang awan dan terhadap malam hari Tuhan memelihara mereka dengan tiang api.
Namun, apa yang dilaksanakan oleh bangsa Israel?
Bangsa Israel sering bersungut-sungut di hadapan Tuhan. Ketika mereka lapar dan haus mereka justru tidak memohon kepada Tuhan tetapi mereka justru berkata bahwa mereka lebih baik di Mesir.
Sikap bangsa Israel yang seperti itu sering kali kita alami di didalam kehidupan ini. Ketika kehidupan yang kita alami tidak cocok dengan apa yang kita inginkan, saat Tuhan belum mengabulkan doa kita, saat duka cita Tuhan ijinkan tersedia di didalam kehidupan kita, sering kali kita bersungut-sungut tanpa mengetahui Tuhan selamanya menyertai kita dan apa yang kita alami di didalam kehidupan ini merupakan suatu sistem hidup supaya kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati yang berasal berasal berasal dari padaNya.
Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita pelajari berasal berasal dari ayat yang telah kita baca:
1. Tuhan selamanya menyertai anak-anakNya di didalam segala hal
Sama halnya sepeti Tuhan menyertai bangsa Israel empat puluh tahun lamanya untuk melalui padang gurun, Ia pun bisa selamanya menyertai kita tiap tiap hari dan tiap tiap detik di didalam kehidupan kita. Ketika kita mengalami ada problem dan memohon bantuanNya, tentu Ia bisa menunjang kita dengan caraNya. Namun gara-gara kita yang sering kali tidak sabar di didalam menunggu pertolongan Tuhan, maka sering sekali kita mengandalkan kebolehan diri sendiri khususnya mengandalkan orang lain. Namun, tanpa disadari tersedia tangan Tuhan terhitung yang selamanya menyertai kita. Ketika Ia mengijinkan segala sesuatu berlangsung di didalam hidup kita, Tuhan idamkan kita mengetahui penyertaanNya dan kehadiranNya di didalam kehidupan kita.
2. Apa yang kita punyai terhadap saat ini adalah pertolongan berasal berasal dari Tuhan
Sebagai manusia, kadang waktu kita jadi sombong saat apa yang kita punyai melebihi orang lain. Terkadang kita sering kali lupa bahwa apa yang kita punyai adalah pertolongan berasal berasal dari Allah. Dalam Ulangan 8:11 Allah telah memperingatkan kita demikian "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melepaskan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang terhadap perintah, ketentuan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu terhadap hari ini;" Oleh gara-gara itu, janganlah kita melepaskan Tuhan saat kita jadi telah berkecukupan. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita punyai adalah milikNya.
3. Selalu andalkan Tuhan tiap tiap saat
Apakah benar manusia bisa mengandalkan Tuhan saat semua yang dimilikinya telah habis dan saat semua orang telah meninggalkannya? Ya, itulah manusia. Terkadang saat kita jadi ada problem hadapi sesuatu kita justru mengandalkan Tuhan. Dan saat kita tidak merasakan ada problem dan hanya kesenangan yang kita rasakan, kita justru melepaskan Tuhan. Yang Tuhan idamkan adalah kita selamanya mengandalkannya di didalam situasi dan situasi apa pun. Baik puas maupun duka yang kita alami, kita harus mengandalkannya. Jangan menunggu semuanya hilang baru kita mengandalkanNya. Namun, andalkanlah Tuhan di didalam tiap tiap kehidupan kita.
Jika terhadap saat ini kita hidup serba berkecukupan dan segala perihal baik tengah kita alami di didalam kehidupan ini, janganlah kita jadi tinggi hati dan melepaskan Tuhan. Janganlah kita berkata bahwa apa yang kita punyai terhadap saat ini merupakan hasil kebolehan dan jerih payah diri kita sendiri.
 "Maka janganlah kaukatakan di didalam hatimu: Kekuasaanku dan kebolehan tangankulah yang membawa dampak aku mendapatkan kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, gara-gara Dialah yang memberi tambahan kepadamu kebolehan untuk mendapatkan kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti saat ini ini." Ulangan 8:17-18.
Perlu diingat, segala kekayaan yang kita punyai adalah punyai Tuhan dan bisa kembali kembali kepada Tuhan. Sebab, saat kita telah tiada, kita tidak bisa bisa membawa apa pun berasal berasal dari dunia ini. Yang bisa kita bawa ke hadapanNya adalah segala kelakuan kita semasa hidup. Perbuatan baik dan kelakuan jahat yang telah kita perbuat harus kita pertanggung jawabkan ke hadapanNya.
Kita tidak bisa dulu mengetahui apa yang bisa berlangsung kepada hidup kita besok. Kita tidak bisa mengetahui apa yang bisa berlangsung terhadap kita 5 menit yang bisa datang, 30 menit yang bisa singgah khususnya 1 jam yang bisa datang. Kita tidak mengetahui apakah kebahagiaan atau perasaan sedih yang bisa kita rasakan. Namun, segala yang berlangsung di didalam kehidupan kita adalah atas seiijinNya dan apa pun yang harus kita lalui dan apa pun yang kita peroleh itu merupakan kemauan Tuhan.
Dalam Pelengkap Kidung Jemaat No. 241
"Tak 'Ku Tahu 'kan Hari Esok" bait yang pertama bisa kita nyanyikan demikianlah
Tak ‘ku mengetahui ‘kan hari esok, tetapi langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O ga tersedia ‘ku gelisah, bisa masa menjelang; ‘ku berlangsung dan terhitung Yesus. Maka hatiku tenang.

Posting Komentar

0 Komentar