Update Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2020


Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2020
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH I
Renungan harian 1
Forgive to Forget

Bacaan: Matius 18:21-35
“Yesus bicara kepadanya: “Bukan! Aku bicara kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Matius 18:22
Salah satu hal yang paling ada problem untuk dijalankan yaitu memberikan pengampunan kepada orang yang sudah lakukan kekeliruan kepada kita. Pada waktu ini banyak orang ada problem untuk mengampuni kekeliruan orang lain sebab kekeliruan yang sudah dijalankan oleh orang tersebut diakui sudah lewat batas agar dia tidak berhak meraih kata maaf dari kita. Pasti di antara kami dulu mengalami hal serupa bukan? Misalkan saja kala ada seseorang yang menyakiti kami dengan menyebarkan hal tidak benar, atau kala orang yang kami percayai mengkhianati kami atau khususnya kala orang yang kami kasihi pergi meninggalkan kami apakah kami tetap dapat untuk memaafkan orang tersebut? Ketika kami tidak dapat untuk memaafkan kekeliruan orang lain justru hanya kekecewaan dan sakit hati yang dapat kami rasakan. Kitapun juga dapat jadi khusus yang tidak bebas sebab terkekang oleh kekecewaan dan rasa sakit hati itu.
Mengampuni bukan hanya hanya memaafkan kesalahan. Mengampuni artinya juga bersedia melepas kekeliruan orang yang bersalah kepada kami dan membuka lembaran baru ulang dengan orang tersebut. Kita juga harus memahami bahwa manusia bukanlah makhluk prima agar tidak dapat lakukan kesalahan. Ketika kami tidak sudi mengampuni kekeliruan orang lain artinya kami juga tidak sudi memahami bahwa kami juga dulu lakukan kekeliruan yang dapat saja menyebabkan orang lain jadi terluka. Sebagai manusia kami condong mencari kekeliruan orang lain tanpa memahami kekeliruan yang ia perbuat. Bahkan didalam Matius 7:3 Yesus bicara demikian “Mengapakah engkau menyaksikan selumbar di mata saudaramu, tapi balok di didalam matamu tidak engkau ketahui?”
 Dalam ayat tersebut, Yesus mengajarkan kami untuk mengintropeksi diri kami sendiri.
Mengampuni. Sebuah kata sederhana yang artinya terlampau dalam. Selain harus memaafkan kekeliruan orang lain, mengampuni artinya mengasihi sesama kami sebab Yesus sudah mengasihi kami khususnya dahulu. Lalu apa yang dapat kami dapatkan kala kami sudah mengampuni orang lain?
1. Berkat pengampunan dari Allah
“Dan kecuali anda berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu kecuali ada barang suatu hal didalam hatimu terhadap seseorang, agar juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Matius 11:25). Hal pertama yang dapat kami dapatkan kala kami sudi mengampuni kekeliruan orang lain yaitu berkat pengampunan dari Allah. Dalam Matius 11:25 disebutkan bahwa Bapa yang ada di sorga dapat mengampuni kekeliruan kami kecuali kami juga sudi mengampuni sesamakita. Ketika kami belum dapat mengampuni, rasa marah, sakit hati khususnya kebencian dapat menguasai hati kami agar interaksi kami denganNya jadi terhalang. Oleh sebab itu, marilah kami mengampuni kekeliruan sesama kami agar Bapa di sorga juga sudi mengampuni kekeliruan yang kami perbuat.
2. Menjadi khusus yang bebas
Setelah kami sudi mengampuni kekeliruan orang lain dan melepas kekeliruan orang tersebut, kami dapat jadi khusus yang bebas. Segala rasa marah, kecewa dan sakit hati yang menguasai hati kami dapat bebas dan menyebabkan hati kami jadi riang. Jika sepanjang kami anda tetap terkekang dan terbelenggu oleh kekeliruan orang lain, marilah mengampuni. Kelihatan ada problem memamg. Tapi kala kami menyerahkan dan mengandalkan Allah, tidak ada yang tidak dapat saja baginya.
3. Dapat merasakan kasih Allah didalam kehidupan
Setelah jadi khusus yang bebas, kami dapat merasakan betapa besar kasih Allah didalam kehdupan kita. Ia jadi bekerja didalam hidup kami untuk mendatangkan kebaikan. Bahkan Ia juga dapat Mengenakan kami jadi alatNya.
4. Menjadi manusia baru
Setelah merasakan kasih Allah, kami diubahkan jadi manusia yang baru. Bukan tanpa alasan. Tuhan mengubahkan kami untuk jadi khusus yang lebih baik lagi. Dimana kami dapat meraih buahNya yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan juga penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Oleh sebab itu, marilah kami jadi mengampuni sesama kita. Ingatlah, bahwa tiap tiap manusia tentu dulu lakukan kekeliruan juga diri kita. Diri kami sendiri tidak dapat saja tidak dulu lakukan kesalahan. Sikap kami baik didalam perkataan maupun tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja tentu dulu menyakiti hati dan perasaan orang lain. Sekarang tentang terhadap diri kita. Apakah kami inginkan jadi khusus yang bebas yang meraih berkat pengampunan atau justru inginkan jadi khusus yang terkekang? Mintalah penyertaan dan bimbingan Tuhan. Kiranya Tuhan tetap menyertai kami semua. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian 2
Tuhan Mendengar

Bacaan: Ratapan 3:1-26
“Ya TUHAN. Aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan terian tolongku! Engkau dekat tatkala saya memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!”
Ratapan 3:55-57
Tuhan tidak dapat dulu melepas umatNya sendirian. Ia tetap ada untuk kami disetiap detik kehidupan kita. Namun, kami seringkali jadi Tuhan meninggalkan kami sebab Tuhan belum menjawab doa kita. Tidak sedikit dari antara kami dulu jadi kecewa dan mencegah dari dari Tuhan. Kita seringkali mengandalkan kapabilitas kami sendiri kecuali dirasa Tuhan tidak dapat menjawab doa kita. Dalam kondisi menderita atau mengalami pergumulan berat manusia condong melepas Allah dan menyalahkan Allah sebagai bentuk kekecewaannya. Tuhan mengijinkan semua itu berlangsung sebab Tuhan inginkan edukatif kami jadi khusus yang kuat dan bertumbuh didalam iman sebab sebetulnya didalam kelemahanlah kuasa Allah jadi nyata. Karena masalah yang kami alami seringkali kami lupa dapat kebaikan dan berkat dan juga kasih yang Tuhan curahkan kepada kita. Kita hanya sibuk dengan pemikiran egois kami yang tidak beralasan. Kita konsisten mengeluh tapi kami tidak sudi menyerahkannya kepada Tuhan. Padahal waktu kami berdoa kepadaNya Tuhan tentu dapat mendengar dan menjawab doa kita.
Mungkin bukan waktu ini Tuhan menjawabnya, tapi Tuhan tentu dapat menjawab doa kita. TanganNya tidak tidak memadai panjang untuk mendukung kita. Dalam Matius 11:28 pun disebutkan demikian “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku dapat berikan kelegaan kepadamu.” Saat kami memahami bahwa kami tetap memerlukan Tuhan, datanglah padaNya maka Dia dapat langsung mengulurkan tanganNya untuk mendukung kita. Berbagai cara dapat Tuhan pakai untuk mendukung kita. Ia memahami apa yang kami butuhkan sebeluh kami berharap kepadaNya. Pada Hakim-hakim 3:7-11 diceritakan bahwa orang Israel lakukan kejahatan khususnya sampai melepas Tuhan. Lalu Allah jadi murka dan menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim delapan th. lamanya. Namun, kala orang Israel berseru kepadaNya, Allah menjawab doa mereka dengan membangkitkan seorang penyelamatyang bernama Otniel. Melalui Otniel orang Israel jadi bebas. Melalui cerita ini kami diajarkan untuk konsisten berdoa dan berserah kepadaNya. Ia dapat Mengenakan siapa saja untuk mendukung kami semua.
Tuhan tidaklah tuli. Ia tentu dapat mendengarkan seruan umatNya.
Ketika kami mengalami masalah hidup, kami hanya tetap bicara “Mengapa Tuhan?” tanpa kami merenungkannya khususnya dahulu. Seharusnya khususnya dahulu kami renungkan apa yang sebetulnya Tuhan inginkan melalui beragam masalah yang kami alami. Tidak jarang kami jadi tidak ada jalan nampak dari masalah yang sedang kami hadapi. Ketika itu terjadi, yang dapat kami lakukan yaitu berkunjung menghampiri Dia dan berdoa. Melalui doa, kami dapat bicara denganNya dan juga meluapkan segala perasaan yang ada didalam hati dan asumsi kita. Kadangkala kami tidak memahami jalan Tuhan. Namun, hal yang harus kami imani adalah Tuhan tidak dulu meninggalkan kita. Artinya, didalam kegelapan khususnya badai sekalipun, Tuhan menguatkan dan menyertai kami agar kami dapat bertahan. Jika sampai hari ini doa kami belum dijawab olehNya bukan artinya Tuhan tidak acuhkan dan tidak mendengarkan doa kita. Kita hanya harus memahami bahwa tangan Tuhan kuat memegang kita. Ketika kami jatuh, Tuhan tidak melepas kami sampai tergeletak.
Ketika kami berseru kepada Tuhan, artinya kami yakin bahwa Tuhan tetap sudi mendengarkan seruan kita. Kita juga memahami bahwasesungguhnya Allah menyimak apa yang berlangsung didalam kehidupan kita. Ketika kami berdoa, artinya kami juga menyaksikan tetap ada harapan kala kami berserah kepadaNya dan tetap ada suara Tuhan yang menghiburdan menjawab tiap tiap kata dari seruan kita. Sampai kapanpun kami tidak dapat melepas Tuhan. Ketika kami berserah kepadaNya, artinya kami siap dan sabar untuk menantikan apa yang inginkan Tuhan perbuat kepada kita. Kita harus sabar sebab waktu dan caraNyalah yang paling baik untuk kita. Mari kami bicara dan berseru kepadaNya agar kami meraih ketenangan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian 3
Be Your Self

Bacaan: 1 Korintus 12:12-31
“Andaikata sepenuhnya adalah satu anggota, di manakah tubuh?”
1 Korintus 12:19
Terkadang kami malu untuk jadi diri kami sendiri apa adanya. Ada sebagian faktor yang menyebabkan kami layaknya itu salah satunya yaitu risau tidak di menerima didalam lingkungan tempatnya berada. Kita berupaya pengaruhi segala suatu hal yang ada terhadap kita, khususnya kami berupaya untuk jadi orang lain demi nampak sempurna. Hal ini menyebabkan seseorang lupa dapat keberadaan dirinya sendiri padahal Tuhan sudah menciptakan kami seturut rupa dan gambarNya.
Tuhan menciptakan kami berlainan antara satu dengan yang lain sebab ada alasan khusus yaitu agar kami dapat saling melengkapi kelemahan orang lain. Jika kami semua berlomba-lomba untuk pengaruhi diri jadi prima sesudah itu siapakah yang dapat menutupi kelemahan tersebut? Jika kami tetap  berupaya untuk jadi orang lain artinya area kami berada bukanlah merupakan area yang tepat. Ketika kami sudah berada di area yang tepat, kami tentu tidak dapat berupaya untuk jadi orang lain. Ketika kami berada di area yang tepat, kami juga tentu dapat mencintai diri kami apa adanya. Ketika anda sudah jadi dirimu sendiri tapi tempatmu berada tidak menerimamu, janganlah khawatir. Tetaplah untuk jadi dirimu sendiri sebab itu merupakan hal utama yang harus dilakukan.
Ketika kami sudah jadi diri kami sendiri, hidup kami dapat lebih bahagia, nyaman dan juga dapat menghargai diri sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Kita dapat mempunyai banyak teman yang sudi menerima kami apa ada tanpa kepura-puraan. Ketika kami jadi diri kami sendiri, kami juga dapat jadi khusus yang kuat dan dapat menyebabkan kami mendapatkan potensi yang ada di didalam diri kita. Ketika kami jadi diri sendiri, kami dapat lakukan apa pun yang kami sukai sebab didepan orang lain kami tidak mencoba jadi orang lain. Kita juga dapat lebih menghargai apa yang kami mempunyai waktu ini sebab kami memahami Tuhan menciptakan kami baik adanya. Dengan jadi diri kami sendiri artinya kami sudah mencintai Allah yang merupakan pencipta kita. Janganlah kami berupaya jadi orang lain, sebab apa yang menurut manusia prima belum tentu prima untuk Allah. Oleh sebab itu hargailah tiap tiap apa yang sudah Tuhan memberikan kepada kita.
Cara Untuk Menjadi Diri Sendiri
1. Menerima diri kami apa adanya
Hal pertama yang harus kami lakukan untuk jadi diri sendiri yaitu menerima diri kami apa adanya.Jika kami belum menerima diri kami sendiri apa adanya, bagaimana dapat kami hidup sebagai diri kita. Kita merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Ia memberikan hati, asumsi dan akal budi. Bahkan Ia menciptakan kami seturut rupa dan gambarNya. Melihat betapa besarnya karya Tuhan didalam kita, setelah itu apakah kami tetap menolak diri kami sendiri sebagaimana adanya? Jika alasan fisik layaknya tidak cantik, tidak tinggi, tidak putih atau lain sebagaimana yang jadi alasan kami untuk tidak menerima diri kami sendiri apa adanya, berhentilah lakukan itu. Ingatlah bahwa kesempurnaan hanya milih Allah. Janganlah minder dengan diri kami sendiri. Terimalah dan hargailah diri kita.
2. Mengenali diri
Penting bagi kami untuk memahami diri kami sendiri. Mengenali apa terlalu berlebih dan kekurangan kita, memahami apa kapabilitas dan kelemahan kami dan juga memahami apa yang kami sukai dan tidak kami sukai. Ketika kami dapat memahami apa yang ada diri kita, kami tentu dapat jadi diri kami sendiri tanpa malu menunjukkannya kepada oang lain.
3. Tidak mempedulikan kata orang lain
Pada waktu ini entah mengapa perkataan orang lain dampak berdampak besar bagi kehidupan kita. Setelah mendengan perkataan orang lain yang tidak baik mengenai diri kita, kami berupaya untuk merubahnya dan tidak memperlihatkan faktor buruk itu lagi. Kita mati-matian berubah setelah mendengar perkataan orang lain. Perlu diingat, dirimu adalah milikmu. Jangan hirauan perkataan orang lain yang bicara mengenai diri kita. Yang memahami diri kami hanya kami sendiri bukan orang lain. Orang lain hanya menilai diri kami dari luarnya saja. Hidupmu adalah milik Tuhan. Janganlah berubah hanya sebab perkataan orang lain sebab hidupmu bukanlah milik manusia.
4. Tidak memperbandingkan diri kami dengan orang lain
Salah satu cara yang dijalankan untuk jadi diri sendiri yaitu tidak memperbandingkan diri kami dengan orang lain. Setiap orang mempunyai terlalu berlebih dan kekurangannya masing-masing. Jika anda jadi orang lain lebih baik darimu, artinya anda belum mendapatkan apa yang baik didalam dirimu. Janganlah berkecil hati kala menyaksikan orang lain. Jalanilah hidupmu sebagai dirimu sendiri.
5. Bersyukur
Cara yang paling utama dan penting untuk jadi diri sendiri yaitu bersyukur. Ketika kami bersyukur kepada Tuhan atas segala apa yang sudah Ia memberikan kepada kita, kami tentu dapat mencintai diri kami apa danya. Bersyukur menyebabkan kami dapat menerima diri kita. Oleh sebab itu, bersyukurlah tetap kepada Tuhan.
Menjadi diri sendiri itu penting. Menjadi diri sendiri menyebabkan kami jadi khusus yang bertumbuh dan dewasa. Menjadi diri kami sendiri menyebabkan kami dapat mendapatkan potensi yang ada didalam diri kita. Tuhan menciptakan kami berlainan antara satu dengan yang lain untuk saling melengkapi. Mulai waktu ini berhentilah memperbandingkan dirimu dengan yang lain. Dirimu prima di mataNya. Ynag harus dijalankan waktu ini hanya jadi diri sendiri dimanapun kami berada. Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH II
Kumpulan renungan harian kristen 2018
Renungan 1
Refresh

Bacaan: Kolose 3:5-10
Jangan ulang anda saling mendustai, sebab anda sudah menanggalkan manusia lama dan juga kelakuannya, dan sudah mengenakan manusia baru yang konsisten diperbaharui untuk meraih pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Kolose 3:9-10
Setiap manusia tentu dulu lakukan kekeliruan baik didalam pikiran, perkataan maupun perbuatannya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanpa memahami kami seringkali menyakiti hati sesama kami khususnya menyakiti hati Tuhan. Perbuatan-perbuatan itulah yang dapat menghindari kasih Tuhan didalam hidup kita. Ketika kami menyaksikan ke belakang, coba menyimak berapa banyak orang yang sudah kami sakiti dan lukai hatinya. Ingatlah berapa banyak kami menyakiti hati Tuhan sebab kami hidup dengan tidak benar dan meninggalkan jalan kebenaran. Marilah kami me-refresh hidup kami agar hidup kami dapat lebih baik dari sebelumnya.
Sama halnya dengan Paulus. Paulus terhadap akhirnya dipakai Tuhan untuk mengerjakan kelakuan tanganNya yang ajaib. Ia sudi meninggalkan kehidupan lamanya dan jadi manusia baru. Ia me-refresh kehidupannya agar Ia jadi khusus yang baik. Sekarang maukah kami layaknya Paulus yang dapat meninggalkan kehidupan lama jadi manusia baru? Marilah kami minta bimbingan dan penyertaan Tuhan agar kami dimampukan untuk jadi manusia yang lahir baru di didalam Dia. Ketika kami sudah lahir baru, kami tentu dapat segan untuk meninggalkan jalanNya yang benar dan risau untuk berbuat dosa. Kita juga dapat jadi khusus yang mempunyai hikmat daripadaNya kala kami jadi manusia baru. Menjadi manusia baru bukan artinya kami berhenti sejenak sesudah itu berlangsung ulang di jalan yang sama. Menjadi manusia baru artinya berhenti setelah itu berbalik menuju kemuliaaNya yang ajaib. Oleh sebab itu, marilah kami menghimpit tombol refresh didalam hidup kami agar kami jadi khusus baru yang lebih baik dari sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Meresponi Panggilan Tuhan dengan Kesetiaan

Bacaan: Efesus 1:15-23
Dan agar Ia menjadikan mata hatimu terang, agar anda memahami pengharapan apakah yang terkandung didalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan anggota yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kami yang percaya, sesuai dengan kapabilitas kuasa-Nya,
Efesus 1:18-19
Dalam Matius 22:14 dikatakan bahwa banyak yang dipanggil, tapi sedikit yang dipilih. Apa maksudnya? Tuhan sudah memanggil banyak orang untuk mewartakan kabar keselamatan dan kabar kerajaan Allah, tapi sebab keterbatasan yang manusia miliki, hanya sedikit di antara kami yang dipilih olehNya untuk mempunyai tanggung jawab itu.
Jika terhadap waktu ini kami dipercayakan Tuhan untuk melayaniNya baik di gereja atau disebuah persekutan, bersyukurlah sebab tidak semua orang mempunyai kesempatan itu. Ketika Tuhan sudah memanggil kami untuk melayaniNya, kami dapat menyaksikan betapa besar kapabilitas kuasaNya bagi kami orang yang yakin kepadaNya. Tuhan dapat menentukan siapa saja tanpa menyaksikan orang tersebut berasal dari mana dan bagaimana keadaanya. Tuhan menentukan seseorang agar kuasaNya nyata dan dapat dipermuliakan melalui orang tersebut. Terkadang, kala kami sudah dipilih Tuhan untuk melayaniNya, banyak yag meresponi panggilan itu dengan ketidaksetiaan. Kita hanya bersemangat untuk melayani Tuhan di awal saja, tapi sejalan berjalannya waktu kami jadi malas dan kehilangan stimulan untuk melayani Tuhan.
Ketika kami berbuat layaknya itu, sadarkah kami bahwa kami sudah menyakiti hati Tuhan? Tuhan hanya inginkan kami meresponi panggilanNya denga prinsip sampai akhir. Yang harus diingat adalah, kala kami dipanggil olehNya kami mempunyai tanggung jawab kepada Dia bukan kepada manusia. Ketika kami lakukan suatu fasilitas stimulan kami sering kadang salah yaitu agar fasilitas kami dilihat oleh orang lain agar orang lain beranggap kami hebat sebab kami dapat melayaniNya. Jika kami melayani Tuhan hanya sebab stimulan itu, bagaimana kami dapat setia kepada panggilanNya? Oleh sebab itu, marilah kami meresponi panggilan Tuhan dengan kesetiaan. Jika stimulan kami terhadap waktu ini tetap untuk manusia, ubahlah pemikiran itu. Jadikanlah fasilitas yang anda Mengerjakan waktu ini jadi sebuah tanggung jawab kepada Tuhan. Apapun fasilitas yang anda kerjakan, lakukanlah itu dengan segenap hatimu. Kerjakanlah panggilan fasilitas tersebut sampai akhir. Tunjukkanlah prinsip kami kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 3
Remind

Mazur 119:25-34
Buatlah saya memahami panduan titah-titah-Mu, agar saya merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
Mazmur 119:27
Orang bilang kami tidak boleh mengingat masa sesudah itu sebab kecuali kami konsisten mengingat masa sesudah itu menyebabkan kami jadi khusus yang tidak berkembang. Ada juga yang bilang bahwa kami tidak boleh menyaksikan kekeliruan di masa sesudah itu sebab itu sudah berlalu. Namun apakah benar demikian? Tentu saja salah. Jika kami tidak mengingat apa yang sudah terjadi, justru kami dapat jatuh ke didalam kekeliruan yang sama. Jika kami tidak mengingat kekeliruan yang dulu kami lakuka, bagaimana dapat kami memperbaiki kekeliruan itu. Tuhan memberikan kami akal budi dan juga hati nurani agar kami dapat mengingat ulang apa yang berlangsung terhadap diri kita. Jika saya Petrus dulu mengingat apa yang dikatakan Yesus kepadanya tentu ia tidak dapat menyangkal Yesus.
Jika Petrus tidak ingat perkataan Yesus setelah ia menyangkalNya tentu Petrus tidak dapat menyesali perbuatannya. Mengingat ulang suatu hal bukanlah hal buruk yang salah untuk dilakukan. Mengingat ulang suatu kekeliruan menyebabkan kami dapat memperbaiki kekeliruan itu dan tidak ulang jatuh ke didalam kekeliruan yang sama. Ketika kami mengingat ulang betapa besar kuasaNya didalam hidup kita, kami tentu dapat jadi khusus yang bersyukur.
Remind atau mengingat kemabali merupakan suatu kata yang penuh arti bagi kami sebagai manusia. Sekarang, marilah kami ingat betapa besar kasih yang Ia curahkan kepada kami tiap tiap detik kehidupan kita. Sungguh besar bukan? Marilah waktu ini kami ingat ulang kekeliruan apa yang dulu kami lakukan dulu agar kami tidak ulang mengulangi kekeliruan yang sama. Marilah juga ingat ulang apa yang jadi janji dan prinsip kita. Janganlah dari tiap tiap kami melepas itu semua. Jika kami mempunyai prinsip untuk melayani kepada Tuhan, ingatlah prinsip itu dan marilah kami layani Tuhan dengan kesungguhan hati. Ketika kami mengingat ulang segala esuatu hal yang berlangsung didalam hidup kita, tentu kami jadi terpesona dapat kuasa dan penyertaan Tuhan.
Terkadang kala kami mengingat ulang suatu hal kami sering bicara layaknya ini “Wah ternyata saya dapat melalui ujian itu” “Tuhan Yesus ternyata sungguh baik sampai saya tetap dapat merasakan kasihNya sampai sekarang”. Mengingat masa sesudah itu itu tidak buruk bukan? Mengingat suatu hal dapat menyebabkan kami lebih bersyukur dapat suatu hal yang sudah Tuhan berikan. Ketika kami mengingat hal buru, tentu kami juga ingat ulang rasa sakitnya. Rasa sakit dikecewakan, rasa sakit ditinggalkan ataupun rasa sakit sebab kehilangan suatu hal yang berharga. tapi ingatlah dari sudut positifnya. kecuali kami tidak mengalami itu semua, apakah kami dapat jadi khusus yang kuat layaknya sekarang? Tuhan Yesus memberkati.
RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH III
Renungan harian kristen hari ini air hidup
Mengucap Syukur

Bacaan: Mazmur 118:1-9
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Mazmur 118:1
Helen Adams Keller atau biasa disapa Helen Keller merupakan seorang penulis dan aktivis politik Amerika. Selain itu ia juga menulis artikel dan juga buku-buku tenar salah satunya The Story of My Life. Helen terlahir normal. Namun, waktu usianya 19 bulan, ia terserang penyakit yang menyebabkannya buta dan tuli sampai terhadap akhirnya ia juga jadi bisu.
Saat tetap kecil Helen jadi khusus yang kasar dan pemberontak khususnya ia jadi khusus yang pemarah. Namun, sejalan pertambahan usia, Helen jadi khusus yang melampaui batasannya dan ia tidak menyerah terhadap hidupnya. Kita tentu dulu mengalami masa-masa ada problem yang menyebabkan kami marah dan menyalahkan keadaan. Kita larut didalam rasa sedih sampai kami lupa untuk mengucap syukur kepada Allah. Ketika kami tidak dapat bersyukur atas kehidupan yang sudah Tuhan memberikan tentu ada kekeliruan di dalamnya. Bisa jadi sebab kami terlampau fokus terhadap masalah kami tanpa menyaksikan kebaikan yang Tuhan memberikan kepada kita. Ingatlah, apa yang kami alami hari ini sudah Tuhan atur. Cobaan yang kami alami tidak dapat melebihi kapabilitas kita. Ketika mengucap syukur kepada Tuhan, kami tentu dapat merasakan betapa baiknya Tuhan didalam hidup kita.
Seringkali kami sebagai manusia hanya sudi mengucap syukur kepada Tuhan hanya terhadap waktu bahagia. Namun, didalam kondisi sedih manusia condong tidak bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan mestinya layaknya nafas kehidupan yang tidak dapat dulu berhenti kami ucapkan waktu kami tetap diberi nafas kehidupan. Bersyukur kepada Tuhan juga tidak memerlukan sebuah alasan khusus sebab itu dapat dijalankan kapan saja dan dimana saja. Yang jadi ukuran manusia terhadap waktu ini untuk bersyukur adalah kala meraih nilai baik, meraih promosi jabatan, meraih pekerjaan yang sesuai, meraih pasangan yang kami ingini dan hal membahagiakan lainnya menurut ukuran manusia.
Jika kami hanya konsisten mengingini kebahagiaan, kapan Tuhan dapat memperlihatkan kuasaNya didalam kehidupan kita? Perlu diingat dan direnungkan bahwa apa yang berlangsung didalam kehidupan kami bukanlah suatu kebetulan semata, tapi itu merupakan anugerah yang Tuhan memberikan kepada kami sebagai manusia. Anugerah Tuhan bukan saja hal-hal baik layaknya yang sudah disebutkan sebelumnya. Namun, anugerah Tuhan juga dapat bersifat rasa sedih yang Tuhan ijinkan berlangsung didalam kehidupan kita. Mengapa rasa sedih yang kami alami harus disyukuri? Ini artinya Tuhan sayang kepada kami dan sedang edukatif kami agar kami jadi khusus yang dewasa bukan hanya secara fisik tapi juga didalam iman. Tuhan edukatif kami serupa layaknya bapa di dunia edukatif kita. Ia edukatif kami dengan tegas agar kami jadi khusus yang tahan banting didalam menghadapi cobaan. Selain itu, waktu rasa sedih menimpa kita, kuasa Tuhan justru dapat nyata didalam kelemahan kita.
Segala suatu hal yang berlangsung didalam kehidupan kami baik puas maupun duka, baik didalam kehidupan yang penuh canda tawa maupun tetesan air mata itu sudah Tuhan ijinkan terjadi. Tuhan inginkan kami mengucap syukur kepadaNya didalam segala hal sebab penyertaan Tuhan tetap ada terhadap khusus tiap tiap kita. Dalam Roma 8:28 disebutkan bahwa Allah turut bekerja didalam segala suatu hal untuk mendatangkan kebaikan. Oleh sebab itu, kami harus yakin kepadaNya bahwa apa yang berlangsung didalam kehidupan ini sudah Tuhan atur. Jangan lupa untuk mengucap syukur, Tuhan Yesus memberkati.
Renungan harian kristen pemuda
Kerjakan Tanggung Jawabmu

Bacaan: Yunus 1:1-17
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya sudah sampai kepada-Ku.”
Yunus 1:2
Ketika Tuhan memberikan tanggung jawab besar kepada Yunus untuk pergi ke Niniwe apa yang dijalankan oleh Yunus? Awalnya Yunus lari dari tanggung jawab itu dengan pergi ke Tarsis namun, waktu perjalanan menuju Tarsis Yunus ditegur Tuhan. Tuhan mendatangkan badai yang besar sampai terhadap akhirnya Yunus harus berada didalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya. Pernahkah anda layaknya Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang sudah dipercayakan padamu? Sebagai seorang manusia, adakalanya kami ragu dan risau untuk mengerjakan suatu tanggung jawab, khususnya kecuali itu merupakan tanggung jawab yang memadai besar. Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban dan tugas yang harus kami selesaikan sampai akhir. Jika anda jadi tidak dapat mengerjakan banyak tanggung jawab sampai akhir, mintalah Tuhan untuk memberikanmu hikmat. Janganlah anda melalaikan suatu tanggung jawab kecil hanya sebab anda mempunyai tanggung jawab lain yang lebih besar.
Faktor-faktor penyebab lari dari tanggung jawab
Setiap orang mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Baik muda ataupun tua tentu mempunyai suatu tanggung jawab entah itu kecil maupun besar. Semakin kami beranjak dewasa, tanggung jawab yang dipercayakan kepada kitapun jadi besar dan berat. Namun, sebab tidak mengandalkan dan tidak berharap penyertaan Tuhan didalam selesaikan masalah itu, ada banyak orang yang melepas dan lari dari tanggung jawab yang ia miliki. Padahal didalam Roma 14:12 disebutkan demikian “Demikian tiap tiap orang di antara kami dapat berikan pertanggungan jawab mengenai dirinya sendiri kepada Allah”. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang lari dari tanggung jawabnya.
Rasa takut
Hal yang menyebabkan seseorang dapat lari dari tanggung jawab yaitu sebab ada rasa takut. Sama halnya layaknya Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang Tuhan memberikan kepadanya sebab rasa takut. Yunus memahami bahwa Niniwe adalah kota yang besar dimana kecuali ia harus pergi kesana dan memberitahukan penduduknya dapat kejahatan yang dijalankan ia tentu tidak diterima khususnya dihakimi. Namun, kala Yunus minta penyertaan Tuhan dan terhadap akhirnya ia dapat lakukan tanggung jawab itu. Yuk waktu ini menghilangkan rasa takutmu dan minta penyertaan Tuhan.
Memiliki tanggung jawab yang lebih besar
Faktor lain yang menyebabkan seseorang lari dari tanggung jawab yaitu sebab ia mempunyai tanggung jawab yang lebih besar agar ia beranggap remeh tanggung jawab kecil yang dimiliki. Baik besar maupun kecil, tanggung jawab tetaplah kewajiban yang harus diselesaikan sampai akhir. Ketika anda dapat mengerjakan tanggung jawab kecil tentu anda juga dapat untuk mengerjakan suatu tanggung jawab yang lebih besar.
Tidak berharap hikmat dan penyertaan Tuhan
Faktor utama yang menyebabkan seseorang lari dan melepas tanggung jawabnya adalah sebab tidak berharap hikmat dan penyertaan dari Tuhan. Ketika anda hanya mengandalkan kapabilitas diri sendiri, temtu anda dapat jadi tidak dapat untuk mengerjakan suatu tanggung jawab. Oleh sebab itu berdoalah dan minta hikmat dan juga penyertaan Tuhan.
Oleh sebab itu, janganlah anda lari dari tanggung jawab yang sudah dipercayakan kepadamu. Jangan jadikan tanggung jawab hanya hanya tuntutan yang harus anda selesaikan. Namun, jadikanlah tanggung jawab itu sebagai suatu kewajiban yang harus diselesaikan sampai akhir dengan baik (finishing well). Tuhan Yesus memberkati.

Posting Komentar

0 Komentar