Kumpulan Khotbah Kristen Terbaru dan Terbaik


KHOTBAH KRISTEN

Khotbah Kristen






Ketakutan


Bacaan: Mazmur 118:5-9




“Jangan risau terhadap apa yang kudu engkau derita! Sesungguhnya Iblis bakal melemparkan lebih dari satu orang berasal dari antaramu ke di dalam penjara sehingga kamu dicobai dan kamu bakal mendapatkan ada gangguan sepanjang sepuluh hari. Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku bakal mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”


Wahyu 2:10




Takut merupakan suatu tanggapan terhadap suatu semangat khusus seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa risau merupakan tidak benar satu emosi basic tak hanya rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diambil alih asumsi bahwa ketakutan adalah suatu tanggapan emosi seseorang terhadap suatu ancaman. Saya yakin kita seluruh sebagai manusia tentu dulu mengalami ketakutan atau rasa takut.




Rasa risau yang dialami masing-masing orang berbeda-beda terkait berasal dari responnya terhadap suatu kondisi tertentu. Ketika rasa risau menguasai seseorang, biasanya orang itu tidak bisa berpikir bersama dengan bersama dengan logis.




Ketika ketakutan muncul, adakalanya seseorang bisa mengambil alih alih cara yang tidak cocok bersama dengan bersama dengan Firman Tuhan.




Misalnya saja kala seseorang risau oleh binatang dan ada binatang yang tidak disukainya mengejar, orang seterusnya bakal mengeluarkan umpatan atau kata kasar lainnya. Ketika seseorang risau bakal hari esok sebab kudu membayar hutang orang seterusnya bakal melacak cara untuk mendapatkan duwit kecuali saja bersama dengan bersama dengan mencuri.




Sayapun dulu mengalami rasa risau dan kala rasa risau itu semakin membesar akhirnya saya kudu berbohong untuk menutupi ketakutan yang saya rasakan.




Lalu sesungguhnya mengapa seseorang bisa jadi takut?




Seseorang bisa jadi risau sebab jadi sedang berhadapan bersama dengan bersama dengan suatu perihal terlebih seseorang yang jauh lebih kuat, jauh lebih besar dan jauh lebih besar dibandingkan bersama dengan bersama dengan dirinya. Orang seterusnya jadi dirinya lemah, kecil, tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa itu menandingi atau mengalahkan suatu perihal yang membuatnya ketakutan. Bisa saya suatu perihal atau seseorang itu laksanakan ancaman atau serangan terhadap diri kita sehingga kita jadi di dalam bahaya dan sekuat tenaga berupaya untuk melindungi diri berasal dari ancaman tersebut. Misalnya saja kala seseorang divonis oleh dokter bahwa ia memiliki penyakit beresiko dan usianya tinggal dua bulan lagi.




Apa yang bakal dijalankan oleh orang itu?




Pasti orang itu bakal ketakutan dan berupaya semaksimal kemungkinan terlebih mau mengeluarkan banyak duwit sehingga penyakitnya bisa sembuh dan ia bisa hidup lebih lama lagi. Beda halnya kecuali orang seterusnya cuma mengalami demam atau flu.




Orang seterusnya tentu tidak bakal jadi risau dan masih tenang di dalam menghadapinya.




Mengapa bisa begitu?




Ini sebab apa yang dialami dan dirasakan bukanlah suatu perihal yang besar dan mengancam diri kita. Dalam Lukas 12:4-5 dikatakan demikian “Aku bicara kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu risau terhadap mereka yang bisa membunuh tubuh dan kemudian tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku bakal menunjukkan kepada kamu siapakah yang kudu kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke di dalam neraka. Sesungguhnya Aku bicara kepadamu, takutilah Dia!” Dalam ayat seterusnya sudah sadar disebutkan bahwa kita tidak kudu risau bakal apapun. Yang kudu kita takuti adalah Tuhan Allah kita yang berkuasa atas hidup dan kehidupan kita.




Macam-macam Ketakutan



Setiap manusia tentu saja bakal mengalami rasa takut. Rasa risau itu lumrah dan sesungguhnya dibutuhkan untuk memberitahu kita bakal ada suatu bahaya sehingga bersama dengan bersama dengan ada rasa risau kita menjadi berhati-hati bakal suatu hal. Namun, kala ketakutan itu sudah terlampau menguasai kita, kita kudu mencoba menghilangkannya sebab ketakutan bisa membahayakan kesehatan kita kecuali rasa risau itu sudah tidak wajar. Berikut ini merupakan macam-macam ketakutan yang sebaiknya kita buang.




1. Takut gagal



Manusia tentu risau untuk gagal. Ketika mencoba suatu perihal yang baru berkenaan yang tentu keluar di dalam anggapan manusia yakni kegagalan. Jika kita berkesinambungan jadi risau gagal sebelum saat bakal mencobanya kemudian kapan kita bakal berkembang? Jika kita terlampau risau untuk gagal maka kamu bakal kecewa bersama dengan bersama dengan hasil yang bakal didapatkan nantinya. Sama halnya bersama dengan bersama dengan Musa. Ketika Tuhan mengutus Musa untuk melepas bangsa Israel, Musa sangsi dan jadi takut. Bahkan Musa bicara “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus. (Keluaran 4:13)” Ketika Musa bicara demikian, Tuhan pun marah dan menyuruh pergi bersama dengan bersama dengan kakaknya Harun. Pasti salah satu kita termasuk ada yang seperti Musa jadi risau sebelum saat bakal mencoba. Namun, berkenaan yang kudu kita percayai adalah Tuhan tetap menyertai kita dan segala pekerjaan yang kita lakukan.




Oleh sebab itu, janganlah kita risau gagal cuma sebab kita jadi diri kita lemah dan tidak memiliki potensi.




2. Takut untuk berubah



Perubahan adalah suatu perihal yang kudu bakal kita alami. Ketika seseorang risau untuk berubah, artinya orang seterusnya risau untuk berkembang. lukan Perubahan bukanlah suatu perihal yang kudu ditakutkan. Justru pergantian kita perlukan untuk bertumbuh dab berkembang. Berubah yang kita jalani haruslah pergantian ke arah yang positif. Dalam berkenaan ini berubah kudu menjadikan kita spesial yang lebih baik kembali dibandingkan sebelumnya. Kita kudu studi berasal dari Paulus. Paulus saja berani mempengaruhi hidupnya kala Tuhan memanggil dia untuk melayaniNya, kemudian apakah kita tetap risau untuk berubah?




3. Takut bakal jaman lalu



Tidak sedikit salah satu kita risau bakal jaman lalu. Masa kemudian seolah menjadi kenangan tidak baik dan momok menakutkan yang menghantui kehidupan kita. Terkadang jaman kemudian itulah yang sebabkan kita tidak berkembang sebab berkesinambungan menyalahkan diri sendiri atas jaman kemudian yang terjadi. Lukas 19:1-10 bercerita berkenaan Zakheus. Ia merupakan kepala pemungut cukai dan banyak orang memanggil Zakheus sebagai orang berdosa.




Namun, apa yang dijalankan Zakheus?




Zakheus tetap melangkah maju dan berupaya untuk melihat Yesus. Ia berupaya untuk tetap melangah terlebih kala orang lain menganggapnya sebagai manusia berdosa. Masa kemudian bukanlah penghalang bagi Zakheus untuk yakin kepada Allah. Kitapun termasuk mestinya seperti itu. Jangan jadikan jaman kemudian sebagai alasan untuk tidak maju dan berkembang. Bukankah jaman depan jauh lebih kudu berasal dari jaman lalu?




4.Takut diremehkan orang lain 



Perasaan risau ini bakal sebabkan seseorang menjadi tidak cukup yakin diri. Orang seterusnya bakal minder dan tidak berani untuk melangkah. Mari kita ingat kembali berkenaan kisah Daud yang melawan Goliat. Saat Daud bicara kepada Saul untuk melawan Goliat apa tanggapan Saul?




Saul tambah meremehkan Daud “Tidak kemungkinan engkau bisa hadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak berasal dari jaman mudanya sudah menjadi prajurit. (1 Samuel 17:33)” Jika kita ada diposisi Daud terhadap kala itu apakah yang bakal kita lakukan? Mungkin kita kan jadi minder kemudian bicara “Ah iya benar katamu, kecuali begitu lebih baik saya diam saja.” Beda halnya bersama dengan bersama dengan Daud. Ia tetap yakin terhadap dirinya sendiri terlebih tetap maju untuk melawan Goliat. Karena penyertaan Tuhan pula Daun menang dan bisa mengalahkan Goliat. Kitapun termasuk kudu seperti itu.




Jangan risau kala orang lain meremehkan kita. Buktikanlah kecuali kita bisa laksanakan apa yang tidak kemungkinan bagi mereka.




Posting Komentar

0 Komentar